teriakan itu bukan berasal dari,
magis-magis surga yang membawanya,
teriakan itu berasal dari kemunkarannya,
yang hakikatnya menyamai sengatan iblis,
bukan teriakan itu,
untuk dia yang menjadi api,
yang membakar menggegam sekam,
mendengarnya melunturkan keberhargaannya dia,
di mana ia dilahirkan manusia yang berbuah ganda,
dan manusia itu meneriakannya lagi untukku.....
Kamis, 30 Juli 2009
Rabu, 29 Juli 2009
senandung senja
Senja ini meredup
Mata sang mentari pun telah mengantuk
Ingin tidur iringi senandung langit
Perlahan diam…
Kaki sang ayam melenggang pelan
Menuju perebahan kandang
Sementara itu…
Anak capung terbang ling-lung
Mencari dimana sarangnya terbawa gelap
Tiada suara..
Hanya anak kecil yang merengek pelan
Bersembunyi di balik tumpukan bambu
Ia menahan isak
Karena bunga yang disukainya pergi
Dibawa teman sendiri
Tak ada yang mengusik kegundahannya
Hingga sang ayam bangun dari tidurnya
Hingga si capung menentukan sarangnya
Mata sang mentari pun telah mengantuk
Ingin tidur iringi senandung langit
Perlahan diam…
Kaki sang ayam melenggang pelan
Menuju perebahan kandang
Sementara itu…
Anak capung terbang ling-lung
Mencari dimana sarangnya terbawa gelap
Tiada suara..
Hanya anak kecil yang merengek pelan
Bersembunyi di balik tumpukan bambu
Ia menahan isak
Karena bunga yang disukainya pergi
Dibawa teman sendiri
Tak ada yang mengusik kegundahannya
Hingga sang ayam bangun dari tidurnya
Hingga si capung menentukan sarangnya
senandung lara
Ketika mata ini sayup
Bias-bias kaca dimakan redup
Saat telinga ini perih
Suara kucing terjepit tak dapat dilirih
Kadang tubuh ini lemas
Mengejar bentuk berwarna emas
Kala otak ini bermimpi
Tiada hati yang miliki tepi
Dimana tangan ini menaruh
Sayap-sayap lisan akan rapuh
Serentak kaki ini turun
Hingga hidup tak lagi beralun
Mengerang punggung ini sakit
Tertimpa sauh berbukit-bukit
Kemudian jari-jari ini lumpuh
Karena hati ini telah melepuh
Bias-bias kaca dimakan redup
Saat telinga ini perih
Suara kucing terjepit tak dapat dilirih
Kadang tubuh ini lemas
Mengejar bentuk berwarna emas
Kala otak ini bermimpi
Tiada hati yang miliki tepi
Dimana tangan ini menaruh
Sayap-sayap lisan akan rapuh
Serentak kaki ini turun
Hingga hidup tak lagi beralun
Mengerang punggung ini sakit
Tertimpa sauh berbukit-bukit
Kemudian jari-jari ini lumpuh
Karena hati ini telah melepuh
Pesan Suami Liar
Sayang,
Malam ini aku tak pulang
Uangku ku gadaikan
Di belahan dada
Di pangkal paha
Gadis diskonan pinggir jalan
Sayang,
Nanti pagi aku baru pulang
Libidoku tertinggal
pada mamah nakal
pada tante yang sakit gatal
Butuh obat dariku yang binal
sayang,
mungkin juga besok sore aku
baru datang
isi celanaku terbawa
pada dua wanita
pada dekapan janda yang mengaku perawan desa
Sayang,
Sudah dulu,
Aku terburu nafsu
Ingin mencicipi susu
Malam ini aku tak pulang
Uangku ku gadaikan
Di belahan dada
Di pangkal paha
Gadis diskonan pinggir jalan
Sayang,
Nanti pagi aku baru pulang
Libidoku tertinggal
pada mamah nakal
pada tante yang sakit gatal
Butuh obat dariku yang binal
sayang,
mungkin juga besok sore aku
baru datang
isi celanaku terbawa
pada dua wanita
pada dekapan janda yang mengaku perawan desa
Sayang,
Sudah dulu,
Aku terburu nafsu
Ingin mencicipi susu
Aku Berhenti Dari...
Kusebar bedak-bedakku
Kuserut gincu-gincuku
Ku buang penyangga payudaraku
kucoba bergagah sesuai kelaminku
Ku berharap dipecat jadi penjual nafsu
Kuserut gincu-gincuku
Ku buang penyangga payudaraku
kucoba bergagah sesuai kelaminku
Ku berharap dipecat jadi penjual nafsu
Jawaban Istri Setia
Mas,
Kapanpun akupulang
Aku tega menendang
Burungmu yang terbang
Menempel di kembang ilalang
Mas,
Jika kau telah pulang
aku akan racikkan
Racun bisa mematikan
Kupastikan kau merasakan
Kapanpun akupulang
Aku tega menendang
Burungmu yang terbang
Menempel di kembang ilalang
Mas,
Jika kau telah pulang
aku akan racikkan
Racun bisa mematikan
Kupastikan kau merasakan
Tuan Gila Cinta yang Menawan
Dan usailah penantian
Dia, dia, dia, dan dia
Menurut padaku
Pada kepalsuan yang aku tawarkan
Mereka aku tawan
Dan asyiknya tak melawan
Bisa kumainkan
Sisi-sisinya perawan
Olehku sang pejantan
Tuan gila cinta yang menawan
Dia, dia, dia, dan dia
Menurut padaku
Pada kepalsuan yang aku tawarkan
Mereka aku tawan
Dan asyiknya tak melawan
Bisa kumainkan
Sisi-sisinya perawan
Olehku sang pejantan
Tuan gila cinta yang menawan
Langganan:
Postingan (Atom)
Kamis, 30 Juli 2009
Teriakkan Setan
teriakan itu bukan berasal dari,
magis-magis surga yang membawanya,
teriakan itu berasal dari kemunkarannya,
yang hakikatnya menyamai sengatan iblis,
bukan teriakan itu,
untuk dia yang menjadi api,
yang membakar menggegam sekam,
mendengarnya melunturkan keberhargaannya dia,
di mana ia dilahirkan manusia yang berbuah ganda,
dan manusia itu meneriakannya lagi untukku.....
magis-magis surga yang membawanya,
teriakan itu berasal dari kemunkarannya,
yang hakikatnya menyamai sengatan iblis,
bukan teriakan itu,
untuk dia yang menjadi api,
yang membakar menggegam sekam,
mendengarnya melunturkan keberhargaannya dia,
di mana ia dilahirkan manusia yang berbuah ganda,
dan manusia itu meneriakannya lagi untukku.....
Rabu, 29 Juli 2009
senandung senja
Senja ini meredup
Mata sang mentari pun telah mengantuk
Ingin tidur iringi senandung langit
Perlahan diam…
Kaki sang ayam melenggang pelan
Menuju perebahan kandang
Sementara itu…
Anak capung terbang ling-lung
Mencari dimana sarangnya terbawa gelap
Tiada suara..
Hanya anak kecil yang merengek pelan
Bersembunyi di balik tumpukan bambu
Ia menahan isak
Karena bunga yang disukainya pergi
Dibawa teman sendiri
Tak ada yang mengusik kegundahannya
Hingga sang ayam bangun dari tidurnya
Hingga si capung menentukan sarangnya
Mata sang mentari pun telah mengantuk
Ingin tidur iringi senandung langit
Perlahan diam…
Kaki sang ayam melenggang pelan
Menuju perebahan kandang
Sementara itu…
Anak capung terbang ling-lung
Mencari dimana sarangnya terbawa gelap
Tiada suara..
Hanya anak kecil yang merengek pelan
Bersembunyi di balik tumpukan bambu
Ia menahan isak
Karena bunga yang disukainya pergi
Dibawa teman sendiri
Tak ada yang mengusik kegundahannya
Hingga sang ayam bangun dari tidurnya
Hingga si capung menentukan sarangnya
senandung lara
Ketika mata ini sayup
Bias-bias kaca dimakan redup
Saat telinga ini perih
Suara kucing terjepit tak dapat dilirih
Kadang tubuh ini lemas
Mengejar bentuk berwarna emas
Kala otak ini bermimpi
Tiada hati yang miliki tepi
Dimana tangan ini menaruh
Sayap-sayap lisan akan rapuh
Serentak kaki ini turun
Hingga hidup tak lagi beralun
Mengerang punggung ini sakit
Tertimpa sauh berbukit-bukit
Kemudian jari-jari ini lumpuh
Karena hati ini telah melepuh
Bias-bias kaca dimakan redup
Saat telinga ini perih
Suara kucing terjepit tak dapat dilirih
Kadang tubuh ini lemas
Mengejar bentuk berwarna emas
Kala otak ini bermimpi
Tiada hati yang miliki tepi
Dimana tangan ini menaruh
Sayap-sayap lisan akan rapuh
Serentak kaki ini turun
Hingga hidup tak lagi beralun
Mengerang punggung ini sakit
Tertimpa sauh berbukit-bukit
Kemudian jari-jari ini lumpuh
Karena hati ini telah melepuh
Pesan Suami Liar
Sayang,
Malam ini aku tak pulang
Uangku ku gadaikan
Di belahan dada
Di pangkal paha
Gadis diskonan pinggir jalan
Sayang,
Nanti pagi aku baru pulang
Libidoku tertinggal
pada mamah nakal
pada tante yang sakit gatal
Butuh obat dariku yang binal
sayang,
mungkin juga besok sore aku
baru datang
isi celanaku terbawa
pada dua wanita
pada dekapan janda yang mengaku perawan desa
Sayang,
Sudah dulu,
Aku terburu nafsu
Ingin mencicipi susu
Malam ini aku tak pulang
Uangku ku gadaikan
Di belahan dada
Di pangkal paha
Gadis diskonan pinggir jalan
Sayang,
Nanti pagi aku baru pulang
Libidoku tertinggal
pada mamah nakal
pada tante yang sakit gatal
Butuh obat dariku yang binal
sayang,
mungkin juga besok sore aku
baru datang
isi celanaku terbawa
pada dua wanita
pada dekapan janda yang mengaku perawan desa
Sayang,
Sudah dulu,
Aku terburu nafsu
Ingin mencicipi susu
Aku Berhenti Dari...
Kusebar bedak-bedakku
Kuserut gincu-gincuku
Ku buang penyangga payudaraku
kucoba bergagah sesuai kelaminku
Ku berharap dipecat jadi penjual nafsu
Kuserut gincu-gincuku
Ku buang penyangga payudaraku
kucoba bergagah sesuai kelaminku
Ku berharap dipecat jadi penjual nafsu
Jawaban Istri Setia
Mas,
Kapanpun akupulang
Aku tega menendang
Burungmu yang terbang
Menempel di kembang ilalang
Mas,
Jika kau telah pulang
aku akan racikkan
Racun bisa mematikan
Kupastikan kau merasakan
Kapanpun akupulang
Aku tega menendang
Burungmu yang terbang
Menempel di kembang ilalang
Mas,
Jika kau telah pulang
aku akan racikkan
Racun bisa mematikan
Kupastikan kau merasakan
Tuan Gila Cinta yang Menawan
Dan usailah penantian
Dia, dia, dia, dan dia
Menurut padaku
Pada kepalsuan yang aku tawarkan
Mereka aku tawan
Dan asyiknya tak melawan
Bisa kumainkan
Sisi-sisinya perawan
Olehku sang pejantan
Tuan gila cinta yang menawan
Dia, dia, dia, dan dia
Menurut padaku
Pada kepalsuan yang aku tawarkan
Mereka aku tawan
Dan asyiknya tak melawan
Bisa kumainkan
Sisi-sisinya perawan
Olehku sang pejantan
Tuan gila cinta yang menawan
Langganan:
Postingan (Atom)