Bergulat dengan pucuk-pucuk kantuk
Mencekik nafas yang perlahan kena surup
Puing-puing malamku perlahan redup
Mencari teman berpagar hidup
Telah,
Sampai di sini
Tidurku bercermin diri
Membingkai kerutan mimpi
Di rawan belaian rakusnya sepi
Sudah cukup untuk berhenti
Meringkas cerita diri
Di serpih malam yang kian ngeri
Untuk para penjunjung nurani
Sesuai arah, pandang ini memaku
Panah kan bersarang di tulang bahu
Racun kan membatu di darah kelu,
Virus akan menyapu ketahan paru
Kau akan meringkus rentannya perasaanku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kamis, 03 Februari 2011
Pucuk-Pucuk Kantuk
Bergulat dengan pucuk-pucuk kantuk
Mencekik nafas yang perlahan kena surup
Puing-puing malamku perlahan redup
Mencari teman berpagar hidup
Telah,
Sampai di sini
Tidurku bercermin diri
Membingkai kerutan mimpi
Di rawan belaian rakusnya sepi
Sudah cukup untuk berhenti
Meringkas cerita diri
Di serpih malam yang kian ngeri
Untuk para penjunjung nurani
Sesuai arah, pandang ini memaku
Panah kan bersarang di tulang bahu
Racun kan membatu di darah kelu,
Virus akan menyapu ketahan paru
Kau akan meringkus rentannya perasaanku
Mencekik nafas yang perlahan kena surup
Puing-puing malamku perlahan redup
Mencari teman berpagar hidup
Telah,
Sampai di sini
Tidurku bercermin diri
Membingkai kerutan mimpi
Di rawan belaian rakusnya sepi
Sudah cukup untuk berhenti
Meringkas cerita diri
Di serpih malam yang kian ngeri
Untuk para penjunjung nurani
Sesuai arah, pandang ini memaku
Panah kan bersarang di tulang bahu
Racun kan membatu di darah kelu,
Virus akan menyapu ketahan paru
Kau akan meringkus rentannya perasaanku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar