Jumat, 27 April 2012

5. Puisi Perpisahan Kelas 7E

Pahlawanku

Pahlawanku...
Kaulah yang berjasa bagi kami dan negara ini
semua yang kau punya
Rela kau korbankan bagi bangsa ini
meskipun kau telah tiada sekarang
tetapi namamu akan selalu terkenang di hati kami semua

Pahlawanku...
engkaulah yang telah memerangi
Tindak kejahatan yang telah dilakukan para penjajah

Semasa hidupmu...
Kau ingin sekali menjadikan bangsa ini maju
dan kau ingin rakyat damai dinegara ini
pahlawanku...
kami berterima kasih kepadamu
dan akan selalu mendoakanmu dialam sana
selamat jalan Pahlawanku....

-Alvianto Bagus H.-

4. Puisi Perpisahan Kelas 7E

Indonesiaku

Indonesia...
Di situlah aku dilahirkan
Di Situlah aku dibesarkan
Di Situ pula aku belajar

Indonesia...
Pancasila pedoman hidupmu
Bhineka Tunggal Ika Semboyanmu
Dan burung garuda lambang negaramu

Aku ingin indonesia maju
aku ingin indonesia bersatu
demi meraih cita-cita
mencerdaskan anak bangsa

Garudaku...
Terbanglah engkau menembus lagit ke tujuh....

-Cholifatur Rahman-

3.Puisi Perpisahan Kelas 7E

Air Matamu

Tanggal 08-03-1999
itulah hari kelahiranku
hari di mana aku hidup di dunia ini
Di mana kau korbankan perjuanagan dan air matamu

Ibuku, air matamu akan selalu ada
dan airmatamu akan selalu aku jaga
agar engkau tak lagi bersedih
apa yang kau rasakan hari itu
adalah yang kurasakan sampai hari ini

ibuku, air matamu itu...
adalah sebuah kebahagiaanmu taau kesedihanmu?
engkau yang selalu ada disamping
menemaniku selalu saat duka maupun suka
semua yang aku rasakan dengan air matamu itu
akan aku rasakan

-Gladia Balinawati-

2. Puisi Perpisahan Kelas 7E

Mimpi Indah

Ditidurku yang pulas
Membuatku tak ingin bangun
Rasanya seperti nyata
Tetapi hanya rasa

Andai Saja ini benar
apakah Tuhan mengizinkan
Aku tahu ini hanya mimpi
Mimpi Indah yang tak terlupakan

Mungkinkah ini nyata?
Atau hanya sia-sia?

-Melati Sarasati-

5. Tulis Puisi 8H 2012

Pahlawan Perjuangan

Putih suci hati para pahlawanku
Berani untuk membela kebenaran
Meski bertaruh nyawa yang ada
sungguh mulia ketulusannmu

demi membela negara yang tertindas
kau junjung bumi pertiwimu
demi kemakmuran
kau rela tertindas demi kemakmuran
kau rela tertindas demi keabadian
selama bergilirnya waktu
kau bunuh hari-hari penuh pengorbanan
kau yakini akan pengorbanan itu menjadi pengabdian

Wahai Tuhanku
Dialah pahlawanku
pahlawankulah yang mengharumkan bumi pertiwi ini
menjadikan suasanan negeri menjadi terang kembali
Tuhanku wujudkan semua apa yang aku inginkan
Harumkan nama pahlawanku di sisi-Mu
seperti engkau mengharumkan bumi pertiwiku

karya Rizki Apriani

4. Tulis Puisi 8H 2012

R.A. Kartini

kau adalah wanita yang perkasa
kau mengoirbankan dirimu untuk para wanita
tanpa kau wanita dipandang rendah oleh pria
namun kau telah menaikkan derajat wanita

kau adalah wanita yang mulia
kau akan selalu ku kenang dihatiku
walaupun kau telah tiada
tapi pengorbananmu tidak akan hilang di telan waktu

karya Safira Nurmalika Aziz

3. Tulis Puisi 8H 2012

Pahlawan

Tak perlu sejata tajam
engkau berani berperang
berbekal bambu yang panjang
diding batu engkau terjang

nyawa yang telah melayang
tak kau sesal demi sebuah kemenangan
akan selalu ku kenang
jasamu oh.. pahlawan

karya: Sela Eka A.

2. Tulis Puisi 8H 2012

Pahlawanku

Pahlawanku...
Engkau tak pernah lelah berperang
dengan menggunakan parang
tetap tegar walau musuh menerjang

pahlawanku...
perjuanganmu selalu abadi
dipuja sangat tinggi
dari generasi ke generasi

karya: Diah Tri W.

1. Puisi Perpisahan Kelas 7E

Aku Ingin Sepertimu

Setiap hari aku belajar
Banyak ilmu yang kudapat
Engkau Selalu Mengajariku
Engkau sabar menghadapi kami
Murid0muridmu yang terkadang nakal

Sungguh mulia hatimu Guruku...
Tugasmu mendidik kami
Engkau tidak kenal lelah
Aku ingin sepertimu guruku
Jika besr nanti
Aku ingin menjadi guru
Aku akan menggantikanmu...

-Fitri Indah Palupi-

1. Tulis Puisi 8H 2012

Pahlawanku

Negara yang kritis
terhancurkan oleh jajahan
mereka datang merintis
menguasai negara ini

pahlawanku
engkau berjuang habis-habisan
untuk menyelamatkan negra ini
kini engkau tlah tiada
lenyap ditelan waktu
tenggelam di dalamnya
pahlawanku,
engkaulah penyelamat negara ini
kami berjanji
sebagai generasi penerus
untuk mewujudkan perjuanganmu
serta mempertahankan kesatuan negara ini

karya Julian Rifki Indrawan

Rabu, 04 April 2012

BERBAGI TOMCAT

BERBAGI TOMCAT

Sore itu, selepas pulang kerja. Ku kenakan topi kesayanganku, kupakai sepatu kusut pemberian tetangga. Ku ambil kunci motor yang tergantung di samping lemari pakaian, dan sekarang aku sudah siap bergegas pergi menemui sahabat lamaku, Anton.

Aku: Ton, apa kabarmu? Sudah lama tak jumpa.( sambil kutepuk pundaknya)
Anton: kabarku ya begini Mug, bisa diliat sendiri dari postur tubuhku yang sekarang...
Aku: sepertinya kamu enggak sehat... mungkin kamu terkena virus Tomcat....
Anton: Apa?? Tomcat??? (dengan wajah yang begitu terkejut)
Aku: iya tomcat, serangga yang bisa menyebabkan penyakit kulit. Kulitmu akan sakit seperti terbakar.
Anton: ini tanganku sakit, gatal sekali.... apakah mungkin sakit dan gatalnya meyebar keseluruh badanku? Dan akhirnya mmebuat akau tak nafsu makan.
Aku: Itu mungkin saja terjadi kalo kamu gag pernah mandi ton, jadi mandilah setiap hari. Tomcat akan menyerangmu jika kau enggak pernah mandi...
Anton: Ah.. jangan menyinggung kebiasaanku dulu ah.. malu aku..
Aku: tenang ton, meskipun kamu kurus kering begitu, enggak penah mandi dan sekarang Tomcat-an, aku masih sahabatmu kok..( sambil tersenyum dan memeluk erat Anton)
Anton: makasih mug, kamu sudah mau berbagi Tomcat denganku....(sambil mengusap-usapkan tanngannya yang tomcatnya padaku)

Selasa, 03 April 2012

Di Tepi Sabana Merah

melompat dan melirik lebih jauh,ke sana, ke sabana merah itu. kuperhatikan di balik rerumputan tua itu, dibalik syal jingganya, wajah itu. membiusku, meracuniku, dan kemudian memancingku melangkah, sedikit perlahan, pelan dan pelan. mata itu menengokku, seperti menuduhku, seperti mendakwaku, bahwa aku setan itu, muka iblis itu. ia mencoba merampok kesadaranku. aku tertahan, aku menahan,pada garis rasional normal, pada kata yang menampik tuduhannya, mencoba rasa netral pada pandangan kami berdua. sejenak, ia beranjak, memulangkan waktunya pada tatapan kosong ke arah sabana merah. kembali ku saksikan, ratap, ratap dan ratap gadis bersyal jingga itu, ia merintih karena ibunya menjual sedih.

Jumat, 27 April 2012

5. Puisi Perpisahan Kelas 7E

Pahlawanku

Pahlawanku...
Kaulah yang berjasa bagi kami dan negara ini
semua yang kau punya
Rela kau korbankan bagi bangsa ini
meskipun kau telah tiada sekarang
tetapi namamu akan selalu terkenang di hati kami semua

Pahlawanku...
engkaulah yang telah memerangi
Tindak kejahatan yang telah dilakukan para penjajah

Semasa hidupmu...
Kau ingin sekali menjadikan bangsa ini maju
dan kau ingin rakyat damai dinegara ini
pahlawanku...
kami berterima kasih kepadamu
dan akan selalu mendoakanmu dialam sana
selamat jalan Pahlawanku....

-Alvianto Bagus H.-

4. Puisi Perpisahan Kelas 7E

Indonesiaku

Indonesia...
Di situlah aku dilahirkan
Di Situlah aku dibesarkan
Di Situ pula aku belajar

Indonesia...
Pancasila pedoman hidupmu
Bhineka Tunggal Ika Semboyanmu
Dan burung garuda lambang negaramu

Aku ingin indonesia maju
aku ingin indonesia bersatu
demi meraih cita-cita
mencerdaskan anak bangsa

Garudaku...
Terbanglah engkau menembus lagit ke tujuh....

-Cholifatur Rahman-

3.Puisi Perpisahan Kelas 7E

Air Matamu

Tanggal 08-03-1999
itulah hari kelahiranku
hari di mana aku hidup di dunia ini
Di mana kau korbankan perjuanagan dan air matamu

Ibuku, air matamu akan selalu ada
dan airmatamu akan selalu aku jaga
agar engkau tak lagi bersedih
apa yang kau rasakan hari itu
adalah yang kurasakan sampai hari ini

ibuku, air matamu itu...
adalah sebuah kebahagiaanmu taau kesedihanmu?
engkau yang selalu ada disamping
menemaniku selalu saat duka maupun suka
semua yang aku rasakan dengan air matamu itu
akan aku rasakan

-Gladia Balinawati-

2. Puisi Perpisahan Kelas 7E

Mimpi Indah

Ditidurku yang pulas
Membuatku tak ingin bangun
Rasanya seperti nyata
Tetapi hanya rasa

Andai Saja ini benar
apakah Tuhan mengizinkan
Aku tahu ini hanya mimpi
Mimpi Indah yang tak terlupakan

Mungkinkah ini nyata?
Atau hanya sia-sia?

-Melati Sarasati-

5. Tulis Puisi 8H 2012

Pahlawan Perjuangan

Putih suci hati para pahlawanku
Berani untuk membela kebenaran
Meski bertaruh nyawa yang ada
sungguh mulia ketulusannmu

demi membela negara yang tertindas
kau junjung bumi pertiwimu
demi kemakmuran
kau rela tertindas demi kemakmuran
kau rela tertindas demi keabadian
selama bergilirnya waktu
kau bunuh hari-hari penuh pengorbanan
kau yakini akan pengorbanan itu menjadi pengabdian

Wahai Tuhanku
Dialah pahlawanku
pahlawankulah yang mengharumkan bumi pertiwi ini
menjadikan suasanan negeri menjadi terang kembali
Tuhanku wujudkan semua apa yang aku inginkan
Harumkan nama pahlawanku di sisi-Mu
seperti engkau mengharumkan bumi pertiwiku

karya Rizki Apriani

4. Tulis Puisi 8H 2012

R.A. Kartini

kau adalah wanita yang perkasa
kau mengoirbankan dirimu untuk para wanita
tanpa kau wanita dipandang rendah oleh pria
namun kau telah menaikkan derajat wanita

kau adalah wanita yang mulia
kau akan selalu ku kenang dihatiku
walaupun kau telah tiada
tapi pengorbananmu tidak akan hilang di telan waktu

karya Safira Nurmalika Aziz

3. Tulis Puisi 8H 2012

Pahlawan

Tak perlu sejata tajam
engkau berani berperang
berbekal bambu yang panjang
diding batu engkau terjang

nyawa yang telah melayang
tak kau sesal demi sebuah kemenangan
akan selalu ku kenang
jasamu oh.. pahlawan

karya: Sela Eka A.

2. Tulis Puisi 8H 2012

Pahlawanku

Pahlawanku...
Engkau tak pernah lelah berperang
dengan menggunakan parang
tetap tegar walau musuh menerjang

pahlawanku...
perjuanganmu selalu abadi
dipuja sangat tinggi
dari generasi ke generasi

karya: Diah Tri W.

1. Puisi Perpisahan Kelas 7E

Aku Ingin Sepertimu

Setiap hari aku belajar
Banyak ilmu yang kudapat
Engkau Selalu Mengajariku
Engkau sabar menghadapi kami
Murid0muridmu yang terkadang nakal

Sungguh mulia hatimu Guruku...
Tugasmu mendidik kami
Engkau tidak kenal lelah
Aku ingin sepertimu guruku
Jika besr nanti
Aku ingin menjadi guru
Aku akan menggantikanmu...

-Fitri Indah Palupi-

1. Tulis Puisi 8H 2012

Pahlawanku

Negara yang kritis
terhancurkan oleh jajahan
mereka datang merintis
menguasai negara ini

pahlawanku
engkau berjuang habis-habisan
untuk menyelamatkan negra ini
kini engkau tlah tiada
lenyap ditelan waktu
tenggelam di dalamnya
pahlawanku,
engkaulah penyelamat negara ini
kami berjanji
sebagai generasi penerus
untuk mewujudkan perjuanganmu
serta mempertahankan kesatuan negara ini

karya Julian Rifki Indrawan

Rabu, 04 April 2012

BERBAGI TOMCAT

BERBAGI TOMCAT

Sore itu, selepas pulang kerja. Ku kenakan topi kesayanganku, kupakai sepatu kusut pemberian tetangga. Ku ambil kunci motor yang tergantung di samping lemari pakaian, dan sekarang aku sudah siap bergegas pergi menemui sahabat lamaku, Anton.

Aku: Ton, apa kabarmu? Sudah lama tak jumpa.( sambil kutepuk pundaknya)
Anton: kabarku ya begini Mug, bisa diliat sendiri dari postur tubuhku yang sekarang...
Aku: sepertinya kamu enggak sehat... mungkin kamu terkena virus Tomcat....
Anton: Apa?? Tomcat??? (dengan wajah yang begitu terkejut)
Aku: iya tomcat, serangga yang bisa menyebabkan penyakit kulit. Kulitmu akan sakit seperti terbakar.
Anton: ini tanganku sakit, gatal sekali.... apakah mungkin sakit dan gatalnya meyebar keseluruh badanku? Dan akhirnya mmebuat akau tak nafsu makan.
Aku: Itu mungkin saja terjadi kalo kamu gag pernah mandi ton, jadi mandilah setiap hari. Tomcat akan menyerangmu jika kau enggak pernah mandi...
Anton: Ah.. jangan menyinggung kebiasaanku dulu ah.. malu aku..
Aku: tenang ton, meskipun kamu kurus kering begitu, enggak penah mandi dan sekarang Tomcat-an, aku masih sahabatmu kok..( sambil tersenyum dan memeluk erat Anton)
Anton: makasih mug, kamu sudah mau berbagi Tomcat denganku....(sambil mengusap-usapkan tanngannya yang tomcatnya padaku)

Selasa, 03 April 2012

Di Tepi Sabana Merah

melompat dan melirik lebih jauh,ke sana, ke sabana merah itu. kuperhatikan di balik rerumputan tua itu, dibalik syal jingganya, wajah itu. membiusku, meracuniku, dan kemudian memancingku melangkah, sedikit perlahan, pelan dan pelan. mata itu menengokku, seperti menuduhku, seperti mendakwaku, bahwa aku setan itu, muka iblis itu. ia mencoba merampok kesadaranku. aku tertahan, aku menahan,pada garis rasional normal, pada kata yang menampik tuduhannya, mencoba rasa netral pada pandangan kami berdua. sejenak, ia beranjak, memulangkan waktunya pada tatapan kosong ke arah sabana merah. kembali ku saksikan, ratap, ratap dan ratap gadis bersyal jingga itu, ia merintih karena ibunya menjual sedih.