Jumat, 26 November 2010

Jelmaan Taring

lebih merinding,
kali ini pikiran saya lebih pening
seperti ditagih jodoh yang katanya penting

dua pilihan jelmaan taring
meggigit kedua belah otakku
melemahkan daya logika
antara solidaritas dan egoisitas
antara prioritas dan realitas

lebih ingin meringkas cerita rasanya,
dari pada mengingat pilihan yang menguras tanya

Selasa, 23 November 2010

Kuceritakan Mewah

melingkar pada tuas kasar
menindih badan, segera gusar

kuceritakan mewah
perjalanan seribu getar
lewati keributan telanjang hutan
hutan bualan lebih jadi pilihan
pilihan keindahan para pencari abdian

kuceritakan mewah
lintari kecemburuan antara pasir dan air
pasir air yang bergumul memasung pandangan
pandangan pasrah sekadar memelas
meminta keranjang siang menghantar

kuucap dengan mewah,
mantra pembunuh rasa lelah
beredar memudar di darah
kemudian pecah

Kamis, 18 November 2010

Aku Lupa Pulang,

aku lupa pulang,
sejenak bisa berulang hilang

penat seikat tapi nikmat
mengikat neraca hegemoni memuncak
untuk tidak naik turun berikan bercak

aku lupa pulang,
sejenak bisa berulang pandang

lebit singkat pekan bergulat
menimang pagi sebagai anak
sedikit liar untuk tersedak
meminum susu berkantung perak

aku lupa pulang,
sejenak bisa tepikan terang

bukan menandai para ilalang
tapi mengelusnya hingga temeram
aku tertidur diatas tikar hitam
menampar dingin yang menyingkap perlahan

aku lupa pulang,
buatkan aku secawan sampan
untuk kudayung menguras lautan

Jumat, 26 November 2010

Jelmaan Taring

lebih merinding,
kali ini pikiran saya lebih pening
seperti ditagih jodoh yang katanya penting

dua pilihan jelmaan taring
meggigit kedua belah otakku
melemahkan daya logika
antara solidaritas dan egoisitas
antara prioritas dan realitas

lebih ingin meringkas cerita rasanya,
dari pada mengingat pilihan yang menguras tanya

Selasa, 23 November 2010

Kuceritakan Mewah

melingkar pada tuas kasar
menindih badan, segera gusar

kuceritakan mewah
perjalanan seribu getar
lewati keributan telanjang hutan
hutan bualan lebih jadi pilihan
pilihan keindahan para pencari abdian

kuceritakan mewah
lintari kecemburuan antara pasir dan air
pasir air yang bergumul memasung pandangan
pandangan pasrah sekadar memelas
meminta keranjang siang menghantar

kuucap dengan mewah,
mantra pembunuh rasa lelah
beredar memudar di darah
kemudian pecah

Kamis, 18 November 2010

Aku Lupa Pulang,

aku lupa pulang,
sejenak bisa berulang hilang

penat seikat tapi nikmat
mengikat neraca hegemoni memuncak
untuk tidak naik turun berikan bercak

aku lupa pulang,
sejenak bisa berulang pandang

lebit singkat pekan bergulat
menimang pagi sebagai anak
sedikit liar untuk tersedak
meminum susu berkantung perak

aku lupa pulang,
sejenak bisa tepikan terang

bukan menandai para ilalang
tapi mengelusnya hingga temeram
aku tertidur diatas tikar hitam
menampar dingin yang menyingkap perlahan

aku lupa pulang,
buatkan aku secawan sampan
untuk kudayung menguras lautan